[Cerpen] Misteri Penunggu Lorong Sekolah

Maaf author jarang posting atau udah gak pernah malah, hehehe. Author habis selesai UTS soalnya *curcol dikit gapapa kan yeee? :D
Yang "Kisah Nabilah" to be continue-nya maaf lama hehe. Tapi kali ini author mau ngepost cerita baru~ Sebenernya gak baru-baru amat author buat. Cerita ini udah author posting di mading sekolah dua minggu lalu. Author udah ngirim dua cerpen buat mading sekolah, lumayanlah buat ngisi waktu luang dan lumayan juga dapet hadiah HAHA *okey maaf curhat lagi.
Okey ini ceritanya~

Maaf kalau cerita author kali ini aneh atau gak nyambung atau apalah:)
Don't Copas ya

Misteri Penunggu Lorong Sekolah

  Hari ini entah mengapa siswa siswi di sekolahku mengalami kesurupan, tapi untung saja tidak semua warga sekolah mengalaminya. Kudengar, kejadian kesurupan itu berawal dari beberapa anak kelas X yang usil sehingga membuat para penunggu di sekolahku merasa terganggu.
Aku ikut membantu para guru dan teman-teman lainnya untuk menagani para siswa siswi yang kesurupan. Tak berapa lama, kejadian kesurupan itu selesai dan aku pun kembali ke kelas karena pelajaran masih berlaku.
  Yang kudengar ada beberapa teman-temanku dan beberapa kakak kelas yang pernah atau sempat melihat sosok hantu penunggu sekolah ini. Ciri-cirinya adalah wajahnya berwarna putih pucat, memakai baju putih panjang, rambutnya pun panjang sampai menyentuh telapak kakinya. Entah ini menakutkan atau menggelikan, saat hantu itu lewat posisinya seperti kayang dengan wajah menghadap ke depan. Aku tidak tahu tentang kebenaran itu karena aku belum pernah melihatnya, namun sudah banyak orang yang pernah melihat sosok hantu itu. Dan mungkin aku tidak ingin melihat sosok hantu menyeramkan itu.
  Sore harinya aku teringat jika ada tugas malam osis. Entah mengapa tugas malam osis masih berlaku mengingat pagi tadi terjadi kesurupan. Awalnya aku menolak untuk tidak datang tugas malam, tapi diberlakukan denda jika tidak hadir. Akhirnya aku memutuskan hadir.
  Sesampainya di sekolah kulihat beberapa rekan-rekan osis telah sampai di pintu gerbang. Namun jumlahnya tidak sebanyak yang kubayangkan, hanya 6 orang termasuk aku sendiri.
Beberapa dari rekan osis sudah datang menemui Pak Wawan, si penjaga sekolah untuk mengambil kunci gerbang dan lain-lain. Namun Pak Wawan tidak ada di rumah, ucap istrinya. Beliau sudah berada di sekolah untuk merapikan beberapa ornamen yang rusak. Kami pun bergegas menuju ke sekolah, karena hari sudah hampir larut malam.
Sesampainya di sekolah, aku dan rekan osis yang lain mencari Pak Wawan namun tidak ada. Kami memutuskan untuk masuk dengan meloncati pagar. Salah satu rekan osis dari kami mengecek pintu depan tapi terkunci, untung saja pintu samping tidak terkunci. Setelah masuk, kami berjalan menuju aula sambil mencari Pak Wawan. Kami memutuskan berpencar dengan dibagi per 3 orang. Aku, Angga dan Wina satu regu pergi ke arah sekitar tempat kejadian ke surupan dan sisanya pergi ketempat lain.
“Guys, kok merinding ya.” Ucap Wina sambil mengusap-ngusap lengannya.
“Apaan lu Na, jangan bikin takut wey.” Ucapku.
“Ini seriusan Nay.”
“Eh kalian liat itu gak? Kayaknya ada orang disitu.” Potong Angga sambil menunjuk ke sesuatu tempat.
“Mana? Gak ada apa-apa, lu jangan ikut-ikutan Wina deh Ga.”
“Gue serius nay, mata lo minus kali. Ke sana yuk siapa tau itu Pak Wawan.” Ajak Angga.
Awalnya aku menolak, namun pada akhirnya aku menuruti kemauan mereka berdua. Setengah perjalanan tiba-tiba orang itu menghilang. Kami saling memandang satu sama lain dan.........kabur sesaat itu juga. Kami bertiga tidak menyadari bahwa kami melewati lorong kelas XII yang terkenal angker. Langkah kami terhenti saat melihat bayangan melewati perbatasan kelas XII 4 dan 5.
“Kalian liat kan? Apa mata gue yang minus nih.” Ucapku
“Engga kok Nay, mata lu gak minus.” Jawab Angga sambil menelan ludahnya.
Aku dan Angga segera mundur dengan perlahan, tapi hanya 2-3 langkah kami terhenti. Karena Wina hanya diam dan justru berjalan terus. Aku dan Angga bergegas menarik Wina dan membawanya menjauh dari tempat itu.
Aku, Angga dan Wina bertemu dengan rekan osis yang lain. Setelah bercerita sedikit, kami memutuskan untuk mencari Pak Wawan bersama. Namun, ketua osis kami dan satu rekan osis memutuskan tetap tinggal di tempat kami semua bertemu tadi untuk mengecek dan menyiapkan ornamen untuk acara besok.
Kami melewati lorong kelas XII lagi dan setengah perjalanan, lampu di sepanjang lorong itu tiba-tiba padam. Kami semua diam dan seketika mengeluarkan keringat dinging dengan bulu kuduk yang berdiri. Kami melihat sosok itu, iya, sesosok hantu yang telah kuceritakan ciri-cirinya di awal tadi. Hantu itu berada di ujung lorong, ia mulai mendekat. Kami pun berteriak sekencang-kencangnya dan berlali. Entah apa hanya aku yang merasakan jika saat kami berlari ke ujung lorong saat kami datang itu terasa jauh.
“BRUKKK..” Aku mendengar seseorang jatuh di belakangku, aku pun berhenti berlari dan seketika itu pun lampu kembali menyala. Ternyata Wina, aku tidak tahu kenapa ia bisa jatuh dan tergeletak di lantai karena kulihat di bagian tengah lorong tidak ada benda apapun. Aku berteriak memanggil yang lain. Mereka ikut membantuku untuk menopang Wina ke tempat yang sekiranya nyaman.
Tak beberapa lama, Wina pun sadar.
“Emmm....” gumam Wina.
“Ada apa Win? Kamu sehat kan?” tanya ketua osis kami.
“Iya kak, saya tidak apa-apa.”
“Lalu kenapa kamu bergumam? Dan mengapa kamu bisa tergeletak di lantai?”
“Aku seperti tersenggol sesuatu.”
“Tersenggol? Di tengah lorong gak ada apa-apa Win, gue kan ada di depan lo tadi.” Jawabku.
Kami semua terdiam dan.................................... Kami dikejutkan oleh seorang lelaki yang cukup tua datang menghampiri kami.
“Ada apa kalian disini?” Ucap Pak Wawan yang sedari tadi kami cari.
“Bapak dari tadi kemana saja? Kami mencari bapak untuk membuka beberapa ruangan disini.” Ucap ketua osis kami.
“Maafkan saya, dari tadi saya tertidur di ruang UKS. Hehe.” Jawab Pak Wawan sambil tersenyum malu.
“Pak, apa bapak pernah melihat hantu yang berjalan dengan posisi kayang itu pak?” Tanyaku cepat.
“Hantu itu ya. Mmm...iya bapak sering melihatnya, 5 tahun lalu hantu itu pernah muncul juga. Tapi setelah 5 tahun itu baru kali ini hantu itu muncul lagi. Sudah sudah, ayo kalian lekas pulang. Hari sudah larut malam, orang tua kalian pasti menunggu kalian.”

Kami pun bergegas pulang dan memutuskan untuk melanjutkan tugas itu esok pagi. Sampai sekarang kami semua termasuk aku, tidak mengetahui kenapa hantu itu bisa ada dan memperlihatkan wujudnya kepada kami. Itu masih menjadi sebuah misteri sampai sekarang...... TAMAT

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer